“Analisa
Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas di Jalur Trosobo-Krian-Balongbendo”
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang dengan cukup
pesat dalam kurun waktu yang relatif singkat sehingga pertumbuhan dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat berlangsung dengan sangat cepat pula, dan
menimbulkan dampak yang baik maupun munculnya permasalahan-permasalahan baru.
Salah satu permasalahan yang cukup membutuhkan perhatian di Indonesia saat
ini adalah kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu faktor penyebab kematian
yang menempati urutan kedua setelah penyakit TBC (Tubercolosis) pada beberapa
daerah di negara ini. Berdasarkan data Ditlantas Mabes Polri tahun 2008 di
Indonesia terdapat 19.000 orang meninggal dunia dan 120.000 orang menjalani
perawatan di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Selain itu kecelakaan lalu lintas juga menyebabkan kerugian materil
berupa harta benda maupun kerugian materi lainnya sehingga dari kompleksitas
kerugian yang ditimbulkan serta dampaknya maka kecelakaan lalu lintas dapat
dikategorikan sebagai salah satu sumber bencana yang perlu dianalisa secara
komprehensif oleh pihak Kepolisian sebagai motor penyelenggaraan fungsi lalu
lintas di Indonesia.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang faktor penyebab
terjadinya kecelakaan di jalan raya dan langkah-langkah alternatif pemecahan
masalah kecelakaan lalu lintas sebagai suatu strategi yang secara sistematis
memiliki keterkaitan antar seluruh unsur yang terlibat dalam permasalahan
kecelakaan lalu lintas.
Penulis mengambil lokasi yang akan di analisa yaitu di Jalur
Trosobo-Krian-Balongbendo yang menjadi akses utama menuju kota
Surabaya maupun
Mojokerto. Sehingga jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo selalu padat dengan
kendaraan dan sering menimbulkan adanya kecelakaan, bahkan Jalur
Trosobo-Krian-Balongbendo juga sering disebut jalur tengkorak karena jalur ini
sering memakan korban yang disebabkan karena kecelakaan lalu lintas.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Melihat akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan dalam 2 bagian yang perlu dibahas, yaitu :
·
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi meningkatnya
kecelakaan lalu lintas di jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo.
·
Bagaimana langkah-langkah alternatif atau
strategi yang perlu dilakukan baik dari pihak pemerintah dalam hal ini Polri
sebagai fungsi utama pelaksana manajemen lalu lintas maupun masyarakat dalam
menanggulangi peningkatan kecelakaan lalu lintas yang semakin sering terjadi di
jalur Trosobo-Krian-Balongbendo
1.3
TUJUAN
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk menganalisa permasalahan yang muncul di bidang
transportasi yaitu tentang faktor
penyebab sering terjadinya kecelakaan di jalur lalu lintas yang sering disebut
jalur tengkorak (Jalur Trosobo-Krian-Balongbendo) yang nanti digunakan untuk
bahan dasar dalam memberi suatu pemecahan terhadap masalah yang akan dibahas
sehingga akan dapat menekan angka kecelakaan di Jalur Trosobo-Krian-Balongbendo
yang semakin meningkat.
PEMBAHASAN
Kecelakaan
lalu lintas merupakan masalah yang membutuhkan penanganan serius mengingat
besarnya kerugian yang diakibatkannya. Ruas Jalan Luar Kota Surabaya-Mojokerto
merupakan jalan arteri yang padat lalu lintasnya. Berdasarkan laporan
Kepolisian Negara Republik Indonesia ,
Badan Pembinaan Keamanan Direktorat Lalu Lintas seperti yang tertulis dalam
nota dinas No. Pol. : B/ND-/VIII.2006/Jianma bahwa terdapat tiga lokasi daerah
rawan kecelakaan lalu lintas Polres Sidoarjo yaitu jalan raya Trosobo Taman,
jalan raya Sidorejo Krian dan jalan raya Kemangsen Balong Bendo yang merupakan
bagian dari ruas jalan Surabaya-Mojokerto.
Peta jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo (warna merah)
Dalam
penelitian ini, data kecelakaan diperoleh dari Polres Sidoarjo, Polsek Taman,
Puskesmas dan rumah sakit Delta Surya Sidoarjo. Dari analisa data kecelakaan
tersebut didapatkan tiga daerah rawan kecelakaan berdasarkan frekuensi kecelakaan
tiap-tiap ruas jalan selama tiga tahun yaitu jalan Trosobo Taman, jalan
Sidorejo Krian, Jalan Bakung Temenggung Balong Bendo dan Jalan Singkalan Balong
Bendo. Dan dari data Polres dapat diketahui juga bahwa semua kecelakaan terjadi
pada cuaca cerah, jenis tabrakan yang sering terjadi adalah tabrak
depan-samping dan jumlah korban yang diakibatkan selama tahun 2004 sampai tahun
2006 adalah 179 korban.
A. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan di jalur Trosobo - Krian -Balong
Bendo
Pada umumnya, ada
tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, antara lain :
1.
faktor manusia
2.
faktor kendaraan
3.
faktor jalan
Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi,
antara manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang
ditetapkan yang kemudian mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan.
Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa
berkontribusi terhadap kecelakaan dan faktor lainnya.
1.
Faktor
manusia
Dari peristiwa
kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor penyebab kecelakaan di jalan yang
terbesar merupakan akibat kesalahan pengendara yakni 90,3 persen. Sedangkan
lainnya akibat pejalan kaki hanya 3,5 %. Faktor kendaraan sekitar 4,03 %.
Diikuti kondisi jalan sebanyak 2,58 %.
Faktor manusia
merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir semua kejadian
kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran
dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang
berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura
tidak tahu. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai
bahkan ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan
lalu lintas diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mabuk,
mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya yang mungkin
dapat memancing gairah untuk balapan.
Pengendara yang
melewati jalan raya Trosobo–Krian–Balongbendo biasanya kebanyakan dari mereka
sudah dalam kondisi tidak fit / dalam keadaaan yang tidak konsentrasi penuh
yang diakibatkan karena kondisi badan yang sudah lelah setelah bekerja,
konsentrasi yang kurang dan padatnya kendaraan di jalan raya Trosobo – Krian –
Balongbendo membuat pengendara sulit mengendalikan kendaraannya dengan baik dan
mengakibatkan kecelakaan.
Selain itu, terdapat
spot di jalan raya Trosobo – Krian – Balongbendo yang sering dijadikan
pengendara untuk berkendara dengan kecepatan tinggi, seperti misalnya di jalan
by pass Krian. Jalan by pass yang cenderung sepi dan kondisi jalan yang memang
mendukung serta jalan yang lebar membuat pengendara biasanya mengendarai
kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi. Dan kecelakaan yang sering terjadi
adalah banyak kendaraan yang tidak bisa menghentikan (mengerem) kendaraannya
tepat waktu karena kecepatan yang terlalu tinggi sehingga menabrak kendaraan
yang berada di depannya. Selain itu, jalan by pass krian juga merupakan jalan
yang dipenuhi kawasan industri sehingga banyak pengendara yang mengendarai
kendaraan mereka dalam keadaan kurang konsentrasi dan dengan kecepatan tinggi
sering kaget ketika tiba-tiba melihat ada kendaraan pabrik seperti truk yang
keluar/masuk pabrik.
Seperti inilah
kondisi jalan by pass yang berada di kawasan Krian :
2. Faktor kendaraan
Kondisi kendaraan
yang akan dijadikan sebagai alat transportasi kita juga harus diperhatikan.
Apakah kendaraan memang sudah dalam keadaan siap untuk dikendarai di jalan raya
ataukah masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Faktor kendaraan yang
paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,
kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah
aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan
sangat terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan
terhadap kendaraan.
Untuk mengurangi
faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu
adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler.
3. Faktor jalan
Faktor jalan terkait
dengan jarak pandang dan kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang
sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.
Di jalan raya Trosobo – Krian – Balongbendo, masih banyak sekali permukaan
jalan yang bergelombang yang sering mengakibatkan keseimbangan kendaraan
menjadi tidak stabil ketika harus berjalan diatas permukaan jalan tersebut,
sehingga pengendara akan sulit mengendalikan kendaraan mereka dan mengakibatkan
kendaraan akan menabrak kendaraan lainnya ketika pengendara benar-benar sudah
tidak menguasai kendaraan mereka.
Selain jalan yang
bergelombang, kondisi fisik jalan berliku juga sering menyebabkan kecelakaan di
jalan raya Trosobo – Krian – Balongbendo. Seperti di jalan balongbendo yang
berliku dan banyak jalan yang bergelombang.
Kondisi jalan raya
Trosobo – Krian – Balongbendo juga masih
banyak terdapat jalan yang berlubang, hal ini menyebabkan pengendara menjadi
sulit mengendalikan keseimbangan kendaraan ketika kendaraan melewati jalan yang
berlubang tersebut. Bahkan pengendara bisa terjatuh dari kendaraan mereka jika
mereka melewati jalan berlubang tersebut dengan kecepatan tinggi.
Berikut adalah beberapa
gambar kondisi jalan di sepanjang jalan raya Trosobo
– Krian –
Balongbendo yang bergelombang dan masih banyak lubang-lubang :
Selain kondisi
permukaan jalor penyebab lainnya yaitu adanya rambu-rambu lalu lintas yang sering rusak seperti yan yang kurang baik, faktang biasanya terjadi di
pertigaan by pass krian. Di pertigaan by pass krian, lampu merah tidak
berfungsi dengan baik. Terkadang bisa berfungsi, tetapi terkadang mati. Hal ini
menyebabkan pengendara menjadi kebingungan sehingga kemudian mereka saling
menyerobot atau mendahului kendaraan lain dan berpapasan dengan para pengendara
yang berlawanan arah atau bertabrakan dengan pengendara yang berlainan arah sehingga
kecelakaan pun tidak bisa terhindarkan.
4. Faktor Cuaca
Faktor penyebab
kecelakaan selanjutnya adalah faktor cuaca. Cuaca yang tidak mendukung seperti
hari hujan juga mempengaruhi kerja kendaraan. Kondisi cuaca yang hujan akan
menyebabkan beberapa hal seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh dan permukaan
jalan yang dilewati menjadi lebih licin. Selain itu, jarak pandang
juga terpengaruh karena penghapus
kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan
mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Selain cuaca hujan, asap dan kabut juga bisa
mengganggu jarak pandang pengguna jalan raya dan bisa mengakibatkan terjadinya
tabrakan antara kendaraan satu dengan kendaraan yang lainnya.
5. Faktor
lain
Selain faktor manusia, kendaraan, jalan dan juga faktor cuaca, ada juga
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan raya Trosobo-Krian-Balong bendo, antara lain :
·
Tidak adanya petugas pengatur lalu lintas
yang bertugas di spot-spot yang biasanya rawan terjadi kecelakaan seperti
penyebrangan jalan.
Banyak sekali penyebrangan jalan di jalur Trosobo – Krian - Balongbendo yang
hanya mengandalkan warga masyarakat untuk membantu mengatur jalan atau yang
biasa disebut dengan polisi cepek. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan. Tidak adanya petugas kepolisian sebagai pihak pengatur jalan yang
sesunguhnya, menjadikan peluang rupiah yang dimanfaatkan oleh warga sekitar
dengan cara menjadi penyebrang jalan (polisi cepek). Sedangkan mereka bukanlah
petugas sesungguhnya, sehingga banyak dari mereka yang dengan asal-asalan
menghentikan laju kendaraan untuk menyebrangkan pengendara yang ingin menyebrang
atau berputar arah.
Kondisi seperti ini akan membuat semakin parahnya pengaturan jalan raya
di jalur Trosobo - Krian - Balongbendo. Karena polisi cepek biasanya hanya
mementingkan keuntungan rupiah yang mereka peroleh dari pada mengutamakan
keselamatan para pengendara. Beberapa spot yang dimanfaatkan para warga sekitar
untuk memperoleh uang dari menyebrangkan kendaraan / menjadi polisi cepek,
antara lain terdapat di daerah :
- Penyebrangan
jalan di daerah Sidomojo Krian
- Penyebrangan jalan di daerah Sidorejo
Melihat kondisi yang seperti ini, pihak kepolisian seharusnya
mengerahkan seluruh anggotanya untuk terjun langsung mengatur lalu lintas di
jalur Trosobo – Krian - Balongbendo yang sering disebut jalur tengkorak. Karena
bagaimanapun juga, hal itu sudah menjadi
tanggung jawab mereka sebagai polisi lalu lintas. Jika kondisi seperti ini
dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan akan semakin sering terjadi
kecelakaan dikarenakan pengaturan jalan yang asal-asalan yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu (polisi cepek) yang dapat merugikan pengendara jalan
maupun nyawa mereka sendiri.
·
Banyaknya kawasan industri yang berdiri di
sekitar jalur Trosobo – Krian - Balong Bendo.
Adanya
kawasan industri juga berpengaruh terhadap kecelakaan yang terjadi di jalan
raya Trosobo – Krian - Balong Bendo. Karena biasanya sering juga terjadi
kecelakaan akibat adanya kendaraan pabrik yang keluar masuk. Meskipun sudah ada
satpam pabrik yang ditugaskan untuk mengatur lalu lintas ketika kendaraan
pabrik akan keluar/masuk, tetapi hal itu bukan menjadi jaminan pengendara selamat
dari kecelakaan. Salah satu kawasan industri yang ada di sepanjang jalur
Trosobo – Krian - Balongbendo contohnya :
Kendaraan terlihat keluar dari pabrik Di daerah
Sidorejo krian (PT Trias sentosa)
·
Langkah-langkah yang bisa dilakukan?
Dari beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas
tersebut, kita dapat lakukan beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk
mengatasi permasalahan kecelakaan lalu lintas yang terjadi di daerah Trosobo-Krian-Balongbendo
yaitu melalui pendekatan, baik pendekatan pencegahan (preventif), pemberian
pengetahuan tentng berkendara (promotif), pendekatan tindakan perawatan
(kuratif) serta pendekatan pemulihan (rehabilitatif). Pendekatan tersebut bisa
dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas . Setidaknya bisa meminimalkan
korban agar tidak ada lagi nyawa yang hiloang akibat kecelakaan lalu lintas.
Berikut penjelasan masing-masing pendekatan, antara lain :
Pendekatan Pencegahan
Dari definisinya saja, bisa kita bayangkan bahwa
pendekatan ini adalah langkah kegiatan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas.
Kegiatan-kegiatan tersebut lebih banyak melibatkan peran aktif Dinas
Perhubungan dan pihak Kepolisian serta tentu saja masyarakat. Kegiatan apa saja
yang bisa dilakukan, antara lain ;
- Memasang
rambu lalu lintas –rambu peringatan, larangan, perintah dan petunjuk- pada
semua tempat yang membutuhkan dengan warna yang jelas dan terang serta
mudah dimengerti.
- Mengatur,
mengawasi dan menertibkan alur lalu lintas dan angkutan.
- Melakukan
pemantauan dan pembinaan terhadap kelayakan angkutan lalu lintas dengan
memperhatikan kelengkapan dan umur kendaraan.
- Pihak
kepolisian mengingkatkan disiplin pemakain jalan dengan cara memperketat
pengawasan bagi pelanggar.
- Pembenahan
dan pemeliharaan jalan yang rawan kecelakaan. Salah satu sebab utama
terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah kondisi jalan raya yang buruk,
mulai dari jalan berlubang, bergelombang dan jalan yang menyempit. Untuk
itu diperlukan upaya yang serius dari pihak terkait –Pemkab dan Pemprov–
untuk membenahi jalan yang rusak dan kurang layak. Selain itu,
pemeliharaan jalan harus terus dilakukan agar jalan lebih aman dan nyaman
buat para pengguna jalan raya.
Pendekatan Promotif
Kegiatan ini untuk memajukan dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Salah satunya dengan cara kampanye safety riding dan
responsible riding bagi para pengguna jalan raya. Kampanye seperti ini
sekarang lagi marak di beberepa kota seperti di Surabaya . Tujuan dari
kampanye ini adalah meningkatkan kesadaran pengguna jalan raya untuk lebih
memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas. Pelaksana kampanye ini tentu saja
dipelopori oleh pihak kepolisian dengan dukungan dari kalangan swasta dan
masyarakat, yang turut membantu sebagai penyandang dana. Kampanye ini terbukti
cukup efektif untuk mengurangi angka kecelakaan sebagaimana sudah dibuktikan
dibeberapa jalan di Surabaya .
Pelaksanaan kampanye dilakukan secara lebih
berkesinambungan dengan mengangkat tema-tema yang variatif, atraktif dan
komunikatif agar menggugah perhatian para pengguna jalan raya. Sebagai
ilustrasi kampanye sejenis di Surabaya ,
sepanjang jalan dipasang informasi berupa spanduk dan tulisan yang menggugah
kesadaran pengguna jalan, ada kuis undian buat pengguna jalan yang diundi tiap
minggunya, pemberian souvenir yang menarik, dll. Tentu saja, kampanye semacam
ini ditindaklanjuti dengan penegakan aturan lalu lintas bagi para pengguna
jalan raya yang melanggar dan tidak dilakukan secara sporadis saja.
Hal lain yang perlu dilakukan dengan pendekatan
partisipasi masyarakat. Pihak yang pertama mengetahui terjadinya kecelakaan
lalu lintas adalah para masyarakat sekitar tersebut, karena itu pendekatan
kepada mereka juga perlu dilakukan. Salah satunya dengan penyuluhan kepada
masyarakat sekitar jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo dan juga mereka yang
senantiasa berkecimpung di sekitar jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo seperti
tukang ojek, tukang becak, sopir angkot, dan lain-lain tentang bagaimana
menangani korban kecelakaan lalu lintas.
Pendekatan Kuratif
Pemberian pertolongan dan pengobatan baik langsung
maupun tidak langsung pada korban kecelakaan lalu lintas. Salah satunya dengan
ketersediaan pelayanan kesehatan yang layak dan mampu memberi pelayanan dengan
cepat terhadap para korban kecelakaan lalu lintas. Keberadaan layanan kesehatan
24 jam yang dilengkapi dengan tenaga dokter jaga dan perawat, diperkuat dengan
layanan penunjang seperti instalasi ambulance, laboratorium dan radiologi yang
stand by 24 jam serta kebutuhan layanan penunjang yang lengkap sangat
menunjang/membantu penangangan korban kecelakaan dengan cepat.
Selain itu, tak kalah pentingnya adalah jalur rujukan
antar instansi pelayanan kesehatan yang ada berjalan dengan baik. Masing-masing
instansi pelayanan kesehatan memahami kemampuan layanan mereka, sehingga korban
dapat dirujuk ke tempat layanan kesehatan yang lebih mampu dengan fasilitas
sarana dan tenaga lebih lengkap.
Pendekatan Rehabilitatif
Adalah kegiatan pemberian pelayanan untuk mengurangi
kecacatan akibat kecelakaan lalu lintas. Selama ini pendekatan ini belum banyak
tersentuh. Di RS ada layanan rehabilitasi medis guna pemulihan dan minimalisasi
kecacatan pasien
Dari semua langkah-langkah diatas, memerlukan dukungan
kerjasama yang sinergis antara masyarakat, pihak aparat maupun dari institusi
kesehatan. Dan pada intinya kembali kepada kesadaran setiap individu pengguna
jalan raya untuk lebih waspada dan berhati-hati selama perjalanan. Percuma saja
langkah-langkah diatas dioptimalkan tapi kelakuan pengguna jalan raya sembrono
dan ugal-ugalan. Kita mesti ingat, bila kita ingin merubah suatu keadaan –salah
satunya meminimalkan kasus kecelakaan– adalah diawali dari masing-masing
individu sebagai subyek pelaku.
Sebagai
bentuk ikhtiar tidak ada salahnya kita lebih berhati-hati, mematuhi aturan lalu
lintas dan selalu ingat keluarga di rumah menanti agar kita kembali dengan
selamat. Semoga dengan langkah-langkah sebagaimana disampaikan diatas, kita
dapat meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.
PENUTUP
1.1
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab diatas tentang analisa factor penyebab
sering terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalur Trosobo-Krian-Balongbendo,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Beberapa faktor
penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di Jalur Trosobo-Krian-Balongbendo
antara lain :
·
Faktor manusia, disebabkan karena kondisi
pengendara yang kurang konsentrasi ataupun kelelahan dalam mengendarai
kendaraan mereka. Dan juga seringnya pengendara melanggar aturan yang ada
seperti mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.
·
Faktor kendaraan, karena kurangnya
kesadaran pengendara terhadap kelayakan kondisi kendaraan seperti kondisi
mesin, tekanan ban, dan lain-lain yang bias memicu terjadinya kecelakaan.
·
Faktor Jalan, dimana di jalan raya
Trosobo-Krian-Balongbendo masih terdapat kondisi jalan yang bergelombang maupun
berlubang yang mengakibatkan pengendara kesulitan mengendalikan kendaraan
mereka ketika harus melewati permukaan jalan yang seperti itu.
·
Faktor cuaca, cuaca hujan atau lingkungan
berasap juga bias memicu terjadinya kecelakaan karena hal tersebutakan
mempengaruhi kondisi permukaan jalan yang menjadi licin maupun jarak pandang
pengendara.
·
Faktor lain-lain, yang termasuk faktor
lain-lain yaitu adanya pihak-pihak lain yang semakin membuat lalu lintas
menjadi tidak teratur dan banyaknya kawasan industi yang berdiri di sepanjang
jalur Trosobo-Krian-Balongbendo.
1.2 SARAN
Dari permasalahan diatas, kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalur
Trosobo-Krian-Balongbendo seharusnya dapat diminimalisir. Hal ini bisa
dilakukan dengan adanya koordinasi yang baik dari pihak kepolisian dan juga masyarakat
di sekitar jalan raya Trosobo-Krian-Balongbendo dengan mengadakan pengaturan lalu
lintas dan memperbanyak pos polisi dan memberikan pendidikan tentang pentingnya
keselamatan berkendara. Pihak pemerintah juga harus segera memperbaiki kondisi
jalan yang sudah tidak layak di jalur tersebut agar tidak memakan korban lebih
banyak lagi karena jalur Trosobo-Krian-Balongbendo merupakan jalur yang sering
dilewati kendaraan sebagai akses menuju kota surabaya / mojokerto.
Sehingga jalur ini akan selalu padat dengan kendaraan.